Si Capung Merah
Capung merupakan serangga terbang dengan sayap panjang yang bentuknya dari kepala sampai ekor lurus ke belakang.
Bentuk, besar, dan warna dari capung pun berbeda-beda, dengan perbedaan ini kehidupan capung menjadi berkelompok – kelompok berdasarkan perbedaan itu.
Capung dengan bentuk biasa dan merupakan jenis capung terbanyak populasinya adalah capung dengan warna hijau disertai garis-garis hitam di badannya dengan ekor hitam yang beruas.
Capung jenis ini memiliki kecepatan terbang yang biasa saja kalau dibandingkan dari jenis capung lain, tidak lambat dan juga tidak terlalu cepat.
Jenis capung lain yang lebih baik dari capung hijau yang sayapnya tidak berwarna itu adalah capung kuning dan capung merah, capung ini sebenarnya memiliki jenis yang sama hanya memiliki warna yang berbeda.
Capung ini berbadan tegap dan terlihat kuat dari badan hingga sayap terlihat menarik dan seperti bercahaya, ekornya tidak seperti capung hijau yang beruas dan kecil tetapi lebih berisi dan terlihat garang.
Walaupun kedua capung ini memiliki jenis yang sama, namun juga memilki sifat yang berbeda karena warna yang berbeda antara kedua capung ini.
Capung jenis terakhir adalah capung yang terkecil yang hanya suka bermain diatas aliran sungai, capung jenis ini hanya sebesar setengah dari besar capung hijau warnanya adalah dari hijau gelap sampai warna hitam dengan sayap yang agak lebar.
Capung sungai hidup damai sesama mereka, kerena capung lain tidak ada yang mau bermain diatas air selain capung ini.
Capung merah adalah capung yang kuat dan sombong, dengan warna yang bercahaya dia sering pamer keindahan warna merah yang dimiliki nya kepada capung lain di negeri serangga, kecepatan terbang yang dimilikinya membuat langit seperti ada cahaya merah yang melintas.
Si capung merah pada suatu saat terbang melewati capung hijau yang sedang bergerombolan mencari makan, saat capung hijau mendapatkan makanan dan bersama-sama menikmati makanannya, capung merah terbang menghantam gerombolan capung hijau.
Capung hijau bercerai berai satu sama lain dan terbang menjauh dengan kekecewaan pada capung merah yang sombong.
Capung hijau dengan kesabarannya terpaksa harus mencari makan lagi dan merelakan makanan tadi disantap oleh capung merah, walaupun begitu capung hijau tidak pernah dendam pada capung merah.
Selain capung hijau yang rendah hati dia juga tau diri bahwa dia lebih lemah dari capung merah yang angkuh.
Beda dengan saudara satu jenisnya capung kuning juga memiliki warna yang menyala, tak seperti capung merah, capung kuning memiliki sifat yang lebih baik dari capung merah.
Capung kuninglah yang sering memperingatkan capung merah agar tidak kelebihan sombong dan mengganggu capung yang lebih lemah.
Pernah suatu ketika capung merah ingin mengganggu capung hijau yang sedang terbang menuju rumahnya, karena si merah sudah kelewatan, capung kuning langsung menghadang dan menghalangi capung merah yang akan mengganggu capung hijau.
Capung merah tidak mungkin melawan capung kuning karena rasa persaudaraan mereka yang tinggi dan mereka juga memiliki kekuatan yang seimbang, sehingga capung kuning bisa mengimbangi capung merah dalam hal kecepatan dan ketangkasan lainnya.
Saat ada capung kuning, capung merah sedikit lebih terkendali dan capung lain yang biasa mendapat kejahatan dari kesombongan capung merah menjadi aman beraktifitas.
Hingga suatu saat capung kuning jarang muncul karena kesibukannya, dan capung merah menjadi bebas mengekspresikan kesombongannya.
Seperti biasa capung hijaulah yang jadi korbannya, capung hijau jadi ketakutan untuk mencari makan ke lapangan tempat biasa mereka bermain.
Capung merah yang sombong merajalela terbang kian kemari, dan capung merah mendapati salah satu capung hijau mengambil makanan di daerah yang telah menjadi kekuasaannya.
Capung merah langsung dengan suara keras dan bunyi sayap yang mendenging kencang menghampiri capung hijau dan berkata “ masih berani juga kau mengambil makanan disini capung lemah, hai !! aku bicara pada mu capung jelek !” hardik si capung merah dengan sombongnya.
Capung hijau yang baru mengambil sedikit makanan hanya terdiam tanpa berani melawan dan gemetar oleh suara capung merah, letakkan itu kembali ! dan pergi dari sini !! capung merah mengusir capung hijau.
Capung hijau pun pergi dengan rasa takut karena ketahuan oleh capung merah. Hari – hari sulit harus dilewati oleh capung hijau, beruntung masih ada capung sungai yang berhiba hati membiarkan capung hijau untuk mencari makan di tepian sungai.
Bahaya bagi capung hijau untuk mencari makan di dekat sungai, mereka tidak punya kemampuan menghindari sapuan arus air sungai seperti capung sungai, bisa saja capung hijau terkena sapuan arus sungai dan hanyut tak bersisa.
Bagaimanapun capung hijau ingin sekali kembali ke lapangan itu, namun apa daya tempat itu sudah dikuasai oleh capung merah yang sombong.
Alasan capung hijau ingin sekali kembali adalah makanan ditepi sungai tidak begitu cocok dengan mereka.
Gizi di tepian sungai tidak mampu memenuhi kebutuhan pertumbuhan anak-anak capung hijau, makanan di lapangan itu lah yang sesuai dengan mereka.
Lapangan yang penuh kesejahteraan bagi capung dikuasai oleh capung merah, capung merah begitu puas dengan hasil kesombongannya.
Tidak mau berbagi membuat capung merah semakin tidak sadar diri bahwa masih ada yang lebih kuat dari capung merah.
Hari-hari berlalu dengan kesenangan bagi capung merah, dan terlihat dari kejauhan sekelompok belalang gunung terbang ke arah negeri yang dihuni oleh para capung,tujuan mereka adalah menjajah negeri itu.
Negeri para capung yang berlimbah sumber alam membuat belalang gunung tertarik untuk menguasainya, belalang gunung yang berwarna coklat ini terbang melintasi sungai tempat capung hijau mengungsi karena kesombongan capung merah.
Capung hijau melihat belalang gunung terbang ke arah lapangan dengan bersembunyi dari balik rerumputan sehingga mereka tidak terlihat oleh gerombolan belalang gunung, dan karena warna mereka yang hijau juga.
Capung merah tidak menyadari bahwa ada sekelompok belalang gunung yang terbang ke daerah kekuasaannya, capung merah terlena dan mendaratlah sekelompok belalang gunung di lapangan itu.
Capung merah terkejut dengan kedatangan belalang gunung yang tanpa salam dan langsung menikmati daerah kekuasaannya.
Namun begitu capung merah tetap sombong “wah wah wah berani-beraninya belalang jelek masuk ke daerah kekuasaanku dan makan disana, kata capung merah.
Dijawab oleh belalang gunung “ sekarang tempat ini milik belalang gunung, pergilah kalian dari sini atau kami musnahkan kalian serangga lemah!”
Capung merah langsung marah dan murka “apa kau bilaaaang !!” capung merah mengambil ancang-ancang menyerang untuk mempertahankan daerah kekuasaannya, terjadilah pertempuran yang sampai terdengar ke tepian sungai batas negeri para capung.
Para capung hijau yang banyak mengendap-endap dari balik rerumputan melihat peperangan itu, capung merah tampak kewalahan melawan belalang gunung yang memiliki kulit yang kuat dan sayap yang tebal.
Terdesaklah pasukan capung merah yang kelelahan meladeni peperangan yang memang tak seimbang bagi mereka.
Belalang gunung mulai mengurangi pasukan mereka dan membiarkan pasukan yang lain silih berganti untuk menikmati hasil dari kemenangan perang mereka.
Dari balik rerumputan para capung merah mulai berunding bersama bagaimana cara mengetahui kelemahan para belalang gunung, agar ada kesempatan bagi mereka untuk kembali ke lapangan yang penuh makanan itu.
Capung merah terdesak dan kalah oleh belalang gunung, ada sampai terlempar ke dalam sungai dan membuat kehidupan capung sungai yang tentram menjadi terganggu.
Diantara capung hijau terjadi perdebatan “ bagaimana kita bisa mengalahkan belalang gunung yang kuat itu ? sedangkan capung merah yang lebih kuat dari kita dibuat kocar-kacir sampai terlempar ke dalam sungai” kata salah satu capung hijau.
Capung hijau yang lain mencoba menenangkan suasana “ kita capung hijau adalah capung yang paling banyak antara capung lain, hanya kita tidak kompak, sekarang mari kita bersatu melawan belalang gunung dan menyelamatkan saudara kita capung merah”
Walaupun capung merah sombong pada mereka, tetapi inilah kelebihan capung hijau, mereka tidak mau sombong juga dan tetap menganggap capung merah saudara mereka.
Capung merah tampak tak berdaya dengan serangan belalang gunung, capung merah hanya bisa pasrah dan menyerah, kesombongan capung merah seakan sirna terkubur hantaman belalang gunung yang kuat.
Dari balik rerumputan meluncurlah sebuah formasi terbang yang menakjubkan dari capung hijau, mereka bersatu membentuk bola yang terbang menggelinding menghantam satu persatu belalang gunung yang nampak terkejut dengan kedatangan dan kekompakan capung hijau.
Belalang gunung coba menghantam formasi capung hijau dan capung hijau terlempar satu per satu, tetapi mereka yang banyak bersatu lagi menggantikan teman mereka yang terpisah dari formasi.
Semangat dan kekompakan capung hijau membuat belalang gunung kewalahan dalam menghadapi serbuan formasi capung hijau yang tak tergoyahkan, melihat itu capung merah yang tersisa mencoba bersatu dengan capung hijau dan bersama melawan belalang gunung.
Capung merah bersatu dalam formasi capung hijau dan belalang gunung pun terbang, pergi, lari menjauh dari tempat itu.
Kemenangan sudah ditangan para capung dan mereka berhasil menghalau para belalang gunung yang kuat itu dengan kerja sama yang sangat baik. “maafkan kami selama ini saudaraku” kata capung merah pada capung hijau “mari kita rayakan kemenangan kita bersama” lanjutnya.
Capung hijau dengan senang hati menerima permintaan maaf capung merah dan bergabung ke perayaan. Sekarang capung hijau kembali ke lapangan yang penuh makanan dan berbahagia bisa bersatu dengan capung merah dalam peperangan dengan belalang gunung.
Capung kuning yang kembali dari kesibukannya terheran – heran dengan keadaan lapangan yang dia temui.
Heran, bingung serta senang bisa melihat capung merah dan capung hijau hidup berdampingan tanpa ada lagi kesombongan dan keangkuhan.
Kini semua bersatu. “Waaw indahnya damai ini” kata capung kuning terharu, “ya, sekarang kami bersaudara dan saling berbagi” kata capung merah.
Capung hijau pun sekarang aman menikmati makanan dan apapun yang ada dilapangan itu sekarang, sungguh kedatangan belalang gunung menyerang negeri para capung mengubah segalanya.
Capung merah tidak sombong lagi, dan para capung – capung dapat hidup damai dan saling membantu antar satu sama lain tanpa membeda-bedakan golongan.
Mereka juga bersatu dalam bersiaga dalam menjaga ketentraman negeri itu dari para pengganggu yang bisa saja datang lagi.
Itulah akhir kisah capung merah yang sombong, berubah menjadi kisah yang bahagia dan damai di negeri para capung.
---------------------------------------------------------Tamat--------------------------------------------------------------------
Post a Comment for "Si Capung Merah"